Omni channel Marketplace,Tips Dan Contohnya - Pemilik bisnis perlu memikirkan kehadiran bisnis mereka di ranah digital. Banyak bisnis yang membuka toko online secara berbondong-bondong. Siapa sangka, kini bisnis mulai dituntut untuk mempertimbangkan penerapan Omni Channel Marketplace.
Apakah Anda salah satu yang menerapkan strategi ini? Atau masih belum familiar dengan strategi pemasaran ini? Jika iya, Anda berhak menyimak artikel ini karena kami telah menyiapkan penjelasan lengkapnya. Selamat membaca!
Omnichannel marketplace adalah integrasi dan kolaborasi antara berbagai saluran yang digunakan oleh perusahaan untuk berinteraksi dengan konsumen. Tujuannya adalah untuk menciptakan pengalaman yang konsisten saat berinteraksi dengan merek.
Integrasi tersebut mencakup outlet fisik serta saluran online. Dengan demikian, strategi ini diharapkan dapat menciptakan perjalanan konsumen yang nyaman dan sederhana sehingga harapan konsumen terpenuhi. Strategi pemasaran ini memberikan ruang bagi konsumen untuk berbelanja secara online, di gerai, bahkan membeli produk secara online dan mengambilnya di gerai fisik.
Dengan kata lain, strategi Omnichannel Marketplace merupakan integrasi branding, pesan marketplace, dan titik transaksi baik online maupun offline, sehingga memungkinkan konsumen memiliki pengalaman yang sangat berarti saat berinteraksi dengan bisnis Anda.
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa strategi ini dikembangkan dengan sudut pandang consumer-centric. Konsumen dapat berinteraksi dengan merek di saluran apa pun yang mereka inginkan, mulai dari media sosial hingga hotline layanan pelanggan. Strategi ini memastikan bahwa konsumen memiliki pengalaman yang positif dan konsisten di setiap saluran. Untuk mencapai hal tersebut, pelaku usaha perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu:
Mudah untuk mengidentifikasi gambar dengan karakter yang konsisten.
Pesan yang dipersonalisasi berdasarkan preferensi konsumen.
Informasi berdasarkan riwayat interaksi dan posisi konsumen dalam perjalanan konsumen.
Marketplace multichannel dan omnichannel adalah strategi yang didasarkan pada gagasan untuk menarik konsumen di berbagai platform. Namun, keduanya tidak sama. Strategi multichannel berfokus pada saluran tertentu dan mengarahkan konsumen untuk bertransaksi di sana.
Sementara itu, omnichannel marketplace memahami bahwa konsumen dapat memeriksa beberapa saluran, kemudian fokus untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi konsumen ketika mereka beralih dari satu platform ke platform lainnya.
Jika dilihat dari tujuannya, multichannel dapat dikatakan lebih sederhana, yaitu mendistribusikan konten atau iklan melalui berbagai saluran. Strategi ini membuat bisnis hadir kepada konsumen di platform online, media cetak, outlet fisik, dan sebagainya.
Konsumen dapat memilih saluran mana yang mereka ingin berinteraksi, tetapi konten yang disajikan tampaknya membatasi. Misalnya, ketika konsumen berinteraksi dengan merek melalui media sosial, ajakan bertindak yang disajikan adalah berbelanja di situs online merek tersebut. Ketika konsumen akhirnya memutuskan untuk datang ke toko, tidak ada informasi bahwa konsumen telah berinteraksi dengan merek melalui media sosial atau situs web.
Berbeda dengan strategi omnichannel marketplace, yang memastikan pengalaman konsumen yang konsisten di setiap saluran. Saat konsumen berpindah saluran, terdapat informasi terkait riwayat interaksi konsumen dengan merek. Dengan demikian, interaksi dapat dipersonalisasi.
Memberikan pengalaman omnichannel marketplace perlu mempertimbangkan bagaimana konsumen berinteraksi dengan merek. Jadi, fokus dari strategi ini bukan pada platform yang digunakan, tetapi pada pengalaman konsumen secara keseluruhan. Dengan pemikiran ini, ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan ketika menerapkan strategi omnichannel marketplace.
Mengumpulkan data yang akurat dan terkini sangat penting jika Anda ingin menerapkan strategi omnichannel marketplace dalam bisnis Anda. Data ini akan membuat Anda memahami preferensi konsumen, di saluran mana mereka lebih banyak berinteraksi dengan merek, pesan marketplace seperti apa yang menarik minat mereka, produk apa yang mereka cari, dan sebagainya.
Pengumpulan data tentu saja hanya langkah pertama. Tanpa tim dan platform yang dapat menerjemahkan data tersebut menjadi wawasan yang dapat ditindaklanjuti, data tersebut tidak akan memiliki dampak yang signifikan. Oleh karena itu, Anda perlu menganalisis data. Anda dapat menyewa seorang analis data atau menyewa jasa pihak ketiga untuk melakukan analisis data.
Sebelum merilis campaign yang mengakomodir strategi omnichannel marketplace, pelaku bisnis perlu terlebih dahulu membuat peta perjalanan konsumen. Peta ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi langkah-langkah yang dilakukan konsumen, mulai dari konsumen menemukan merek Anda hingga melakukan transaksi.
Hal lain yang sering dilihat oleh pemilik bisnis adalah identitas merek. Sangat penting bagi bisnis untuk memiliki identitas merek yang memandu konten kreatif di berbagai saluran. Pedoman merek ini akan memudahkan konsumen untuk mengenali bisnis Anda karena gambar yang ditampilkan di setiap platform konsisten.
Salah satu brand yang berhasil menerapkan omnichannel marketplace adalah Starbucks. Melalui aplikasi reward, merek kedai kopi jaringan ini telah berhasil mengintegrasikan pengalaman aplikasi seluler dan gerai fisik dengan mengutamakan kenyamanan konsumen.
Sebut saja beberapa kemudahan dan fasilitas yang mengutamakan kenyamanan konsumen, isi ulang kartu member via handphone. Contoh lain, bertransaksi menggunakan kartu anggota otomatis akan menambah poin di aplikasi seluler. Kemudian, poin-poin tersebut dapat digunakan untuk membeli kopi di gerai fisik.
Salah satu fitur menarik lainnya, konsumen dapat menghindari antrian di gerai dengan memesan terlebih dahulu melalui aplikasi. Sangat nyaman bagi konsumen bukan? Sejauh ini, apakah Anda sudah mulai mempertimbangkan untuk menerapkan strategi omnichannel marketplace?
Tapi mengapa strategi omnichannel marketplace ini sekarang begitu penting dan perlu diterapkan oleh bisnis ritel? Berikut beberapa alasannya.
Dengan sedikitnya alternatif pilihan berbelanja selama social distancing, platform belanja online seperti e-commerce dan marketplace dengan cepat menjadi pilihan banyak orang untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini terus berlanjut hingga sekarang. Banyak konsumen yang mengandalkan e-commerce untuk berbelanja berbagai produk.
Pandemi Covid-19 membuat konsumen menggunakan saluran offline dan online secara bersamaan, baik melalui fitur klik dan ambil, pengiriman bebas kontak, dan opsi lainnya. Jumlah pengguna marketplace di Indonesia terus meningkat pesat sejak pandemi.
Namun, ini tidak berarti bahwa konsumen sepenuhnya meninggalkan platform belanja offline. Menurut laporan NielsenIQ, 66% konsumen global adalah konsumen omnichannel marketplace, dengan tingkat tertinggi di Asia Pasifik (78%).
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen masih membutuhkan saluran belanja offline meskipun masih menggunakan saluran online. Inilah sebabnya mengapa strategi omnichannel marketplace penting agar bisnis dapat beradaptasi dengan preferensi dan perilaku pelanggan.
Salah satu alasan mengapa banyak orang masih suka berbelanja di toko fisik adalah karena mereka dapat merasakan langsung produk yang ingin mereka beli. Ini sangat penting bagi konsumen yang lebih tua.Penelitian menunjukkan bahwa pelanggan yang lebih tua lebih suka bahwa mereka dapat memegang produk secara fisik sebelum membelinya dan dapat membawanya pulang secara langsung. Selain itu, sejumlah konsumen juga mengaku menikmati pengalaman berbelanja langsung di toko fisik.
Sedangkan jika dilihat dari kategori produknya, sejumlah konsumen juga cenderung memilih berbelanja secara offline untuk membeli sejumlah produk. Konsumen perempuan, misalnya, lebih memilih membeli kebutuhan rumah tangga dan pakaian secara offline karena bisa memilih dan mencoba produknya terlebih dahulu. Sedangkan konsumen pria lebih memilih berbelanja produk elektronik secara offline.
Dengan perilaku tersebut, menghadirkan pengalaman fisik di dalam toko yang inovatif dan menyenangkan serta memudahkan konsumen untuk menelusuri dapat menjadi salah satu cara untuk menarik konsumen.
Sejumlah kendala yang sering dihadapi konsumen online dan membuat mereka frustrasi antara lain terkait kebijakan pengembalian yang tidak jelas, kegagalan pembayaran digital, keterlambatan pengiriman, informasi stok yang tidak sesuai, biaya pengiriman, dan kesulitan mencari produk di website atau aplikasi.
Ada juga konsumen yang pada akhirnya lebih memilih berbelanja secara offline karena kualitas produk yang diterima berbeda dengan yang diiklankan secara online atau konsumen tidak yakin apakah barang yang ditampilkan cocok untuk mereka.
Artinya, untuk menjalankan strategi omnichannel marketplace yang efektif, pelaku bisnis ritel juga harus mampu mengatasi masalah umum di atas yang sering dihadapi konsumen saat berbelanja online. Mulai dari menyelaraskan data stok di seluruh saluran, memastikan pengiriman yang lancar, menyediakan platform belanja dengan navigasi yang mudah, menyediakan layanan pembayaran yang beragam dan aman, dan banyak lagi. Pengalaman ini juga harus diselaraskan di setiap saluran penjualan.
Pada akhirnya, untuk menjalankan strategi omnichannel marketplace dengan benar, para pelaku bisnis harus terlebih dahulu memahami konsumennya. Ini tidak berarti bisnis harus hadir di setiap saluran penjualan. Di sisi lain, akan lebih baik jika pelaku bisnis mengetahui saluran mana yang banyak digunakan dan disukai pelanggan dan mengapa. Alhasil, kebutuhan dan kepuasan pelanggan bisa benar-benar terjaga.
Demikian ulasan tentang Omni channel Marketplace,Tips Dan Contohnya semoga bermanfaat.